DCNews, Jakarta — Peringatan Hari Nasional Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Harnas UMKM) 2025 menjadi panggung bagi pemerintah dan Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) untuk meneguhkan langkah strategis mengangkat UMKM Indonesia dari level mikro menuju pemain utama di pasar nasional dan global.
Dalam forum pemimpin bertajuk “Ekosistem Pendampingan Republik UMKM” yang digelar Dewan Pengurus Nasional ABDSI di Jakarta, Selasa (12/8/2025), Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Koperasi dan UMKM, Temmy Satya Permana, menegaskan transformasi UMKM merupakan agenda prioritas pemerintah.
“UMKM kita masih gemuk di level mikro. Ke depan, transformasi ini harus membumi, bukan sekadar slogan. Hari ini kami membahas roadmap 2025–2045, yang jika terlaksana akan membuat UMKM menguasai pasar lokal dengan produk berkualitas buatan anak negeri,” ujar Temmy.
Ia menambahkan, pasar menjadi kebutuhan mendesak pelaku UMKM selain produksi dan pembiayaan. Karena itu, ia mengajak asosiasi, pendamping usaha, lembaga pembiayaan, dan media untuk membangun ekosistem pendukung yang kuat. Pemerintah, lanjutnya, tengah menyiapkan klasifikasi usaha dan rapor pembinaan UMKM di setiap provinsi untuk mengukur kemajuan secara berkala.
Ketua Umum DPN ABDSI, Cahyadi Joko Sukmono, menjelaskan bahwa penetapan 12 Agustus sebagai Harnas UMKM merujuk pada hari lahir Bung Hatta, bapak ekonomi kerakyatan, yang disepakati pada Kongres UMKM 2016 di Yogyakarta.
“Hari ini menjadi pengingat bahwa UMKM harus terus dikembangkan, didampingi, dan dijadikan prioritas kebijakan. Targetnya, UMKM berdaya saing global, adaptif, dan masuk rantai pasok masa depan,” kata Cahyadi.
Berdasarkan data ABDSI, UMKM menguasai 99,8 persen unit usaha di Indonesia, menyerap 97 persen tenaga kerja, dan berkontribusi sekitar 63 persen terhadap PDB. Namun, kontribusi ekspor masih rendah di angka 27 persen, menunjukkan tantangan besar di tingkat daya saing global.
Wakil Ketua Umum ABDSI, Widhiyani Mokhamad, menekankan peran strategis UMKM dalam membuka lapangan kerja, menggerakkan ekonomi daerah, dan menjaga ketahanan ekonomi nasional. Ia menegaskan, dukungan konkret seperti akses permodalan, pendampingan, dan pemasaran digital menjadi kunci percepatan.
“Peringatan Harnas UMKM ini adalah pengingat bahwa pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat memikul tanggung jawab bersama memastikan UMKM terus tumbuh dan berdaya saing,” ujarnya optimistis. ***

